Saya sering membayangkan kelak jika punya anak saya tidak akan mengulangi kesalahan yang orang tua saya perbuat, yakni memaksakan kehendak tanpa melihat sisi kenyamaan anak. Mungkin saya akan mempertimbangkan beberapa hal yang menurut saya tidak menyenangkan agar anak saya nanti tidak merasakan tekanan yang pernah saya rasakan. Namun mungkin suatu saat nanti di masa anak saya lahir hal yang dulu dianggap tekanan oleh saya justru menjadi hal menyenangkan oleh anak saya. Lalu saya harus bagaimana?
Bayangan demikian ini kembali muncul di penghujung hari yang hujan akibat membaca sebuah artikel yang ditulis oleh mas Eka Kurniawan Pertanyaan paling sulit di Jakarta: “Sekolah mana yang Anda pilih untuk anak Anda?” “Haha” tertawa saya dalam hati, penulis hebat pun memiliki sejenis galau yang sama dengan saya (meski masih diangan). Ada kemungkinan bakat menulisnya menular pada saya (plakk).
So, setelah kira mempertimbangkan segala sesuatu menyangkut sekolah (masa depan) anak jangan lupa tanyakan: “Nak, kamu mau sekolah di mana?”
NB: semua orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya
Tulisan-tulisan Eka Kurniawan bisa ditilik di http://ekakurniawan.com/
Asick yang udah kepikiran anak asick /dikeplak/
SukaSuka
Ealah ketauan wkwk ๐
SukaSuka
Undangannya mba jan lupaaa wkwk
SukaSuka
Undangan ape nih? ๐
SukaSuka
Undangan ituuuuuuh, sebelum punya anakkk /ehh
SukaSuka
Kalo undangan sebelum ketemu jodoh ada ngga ๐
SukaSuka